Apa itu Peta? Peta ialah gambaran permukaan bumi yang lebih terperinci dan diperkecil menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar sebagaimana penampakannya dari atas. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi.
Pengetahuan peta telah dikenal manusia sejak sebelum masehi. Benda bersejarah yang berhubungan dengan pembuatan peta adalah berupa lempengan tanah liat peninggalan bangsa Babilonia, Mesir, dan Cina. Benda tersebut saat ini dapat disaksikan di Museum Semit Harvard, Amerika Serikat.
Peta merupakan alat yang sangat penting dalam geografi karena mempunyai beberapa fungsi. Secara umum, peta berfungsi untuk:
1. Judul Peta.
Judul peta terletak di bagian atas yang biasanya menyebutkan jenis peta, lokasi wilayah yang dipetakan, serta keadaan yang digambarkan dalam peta tersebut.
2. Skala Peta.
Merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak dalam peta jika dibandingkan dengan jarak sesungguhnya. Skala ini ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:
Perhitungan dengan Skala Angka
Pada perhitungan skala angka, untuk menghitung jarak wilayah sesungguhnya dengan menggunakan peta, kita dapat memakai rumus;
Jarak sesungguhnya = Jarak pada peta : Skala
Contoh;
Pada sebuah peta berskala 1:10.000.000, jarak antara kota A dan kota B adalah 5 cm. Berapakah jarak sebenarnya antara kota A dan kota B?
Jawab:
Jarak sesungguhnya = 5 cm / 1 : 10.000.000
= 5 cm × 10.000.000 / 1
= 50.000.000 cm
Jadi, jarak sesungguhnya antara kota A dan B adalah 50.000.000 cm atau 500 km.
Lalu jika kita ingin mencari skala, atau jarak pada peta kita dapat gunakan rumus;
3. Tanda Arah.
Tanda arah atau sering pula disebut mata angin, biasanya menyerupai panah yang ujungnya runcing menunjukkan arah utara.
4. Tata Warna.
Penggunaan warna pada peta bertujuan untuk memperjelas atau mempertegas objek-objek yang ingin ditampilkan.
5. Simbol Peta.
Merupakan tanda-tanda konvensional yang umum dipakai untuk mewakili keadaan yang sesungguhnya ke dalam peta. Simbol peta ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi dua, yaitu 1) Simbol fisiografis, seperti: relief, hidrologis, oseanologis, klimatologis, dan sebagainya. dan 2) Simbol kultur, seperti: jalur transportasi, batas wilayah, dan sebagainya.
6. Lettering.
Lettering ialah semua tulisan atau pun angka yang lebih mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada.
7. Legenda.
Merupakan usaha memperjelas keterangan dari simbol yang ada dalam peta. Biasanya terletak di bagian tepi peta.
h. Inset Peta
Merupakan upaya untuk memberikan tekanan terhadap sesuatu yang ada dalam peta. Inset peta bertujuan untuk:
Berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat. Biasanya hanya dibuat tanda di tepi atau pada garis tepi dengan menunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa membuat garis bujur atau lintangnya.
j. Garis Tepi
Biasanya dibuat rangkap. Garis ini dapat dijadikan pertolongan dalam membuat peta pulau, atau suatu wilayah agar tepat di tengah-tengahnya.
k. Tahun Pembuatan
Tahun pembuatan atau reproduksi berlainan dengan tahun keadaan peta. Misalnya, peta yang kita buat adalah tentang sebaran penduduk Indonesia tahun 2000, yang kita buat pada tahun 2006, maka dalam judul harus kita cantumkan “Peta Sebaran Penduduk Indonesia Tahun 2000”. Sedangkan, di luar garis kita tuliskan tahun reproduksinya, yaitu tahun 2006.
Jenis-jenis Peta
Menurut jenisnya, peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
a. Jenis Peta Berdasarkan Skalanya, terdiri dari;
b. Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek, terdiri dari;
c. Jenis Peta Topografi,
Yang dimaksud peta topografi adalah peta yang menggambarkan konfigurasi permukaan bumi. Peta ini dilengkapi dengan penggambaran, antara lain, perairan (hidrografi), kebudayaan, dan sebagainya.
d. Jenis Peta Statistik, terdiri dari;
e Jenis Peta Berdasarkan Fungsi atau Kepentingan
Berdasarkan fungsi atau kepentingannya, peta dapat dibedakan menjadi:
Pengetahuan peta telah dikenal manusia sejak sebelum masehi. Benda bersejarah yang berhubungan dengan pembuatan peta adalah berupa lempengan tanah liat peninggalan bangsa Babilonia, Mesir, dan Cina. Benda tersebut saat ini dapat disaksikan di Museum Semit Harvard, Amerika Serikat.
Peta merupakan alat yang sangat penting dalam geografi karena mempunyai beberapa fungsi. Secara umum, peta berfungsi untuk:
- menunjukkan lokasi pada permukaan bumi;
- menggambarkan luas dan bentuk berbagai gejala, baik gejala alamiah maupun gejala insaniah;
- menentukan arah serta jarak suatu tempat;
- menunjukkan ketinggian atau kemiringan suatu tempat;
- menyajikan persebaran sifat-sifat alami dan nonalami;
- melukiskan luas dan pola;
- memungkinkan pengambilan kesimpulan dari data atau informasi yang tersaji, serta;
- memperlihatkan gerak perubahan dan prediksi dari pertukaran barang-barang persebaran aktivitas industri, arus produksi, mobilitas manusia, dan sebagainya.
1. Judul Peta.
Judul peta terletak di bagian atas yang biasanya menyebutkan jenis peta, lokasi wilayah yang dipetakan, serta keadaan yang digambarkan dalam peta tersebut.
2. Skala Peta.
Merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak dalam peta jika dibandingkan dengan jarak sesungguhnya. Skala ini ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:
- Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
- Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.
- Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.
Perhitungan dengan Skala Angka
Pada perhitungan skala angka, untuk menghitung jarak wilayah sesungguhnya dengan menggunakan peta, kita dapat memakai rumus;
Jarak sesungguhnya = Jarak pada peta : Skala
Contoh;
Pada sebuah peta berskala 1:10.000.000, jarak antara kota A dan kota B adalah 5 cm. Berapakah jarak sebenarnya antara kota A dan kota B?
Jawab:
Jarak sesungguhnya = 5 cm / 1 : 10.000.000
= 5 cm × 10.000.000 / 1
= 50.000.000 cm
Jadi, jarak sesungguhnya antara kota A dan B adalah 50.000.000 cm atau 500 km.
Lalu jika kita ingin mencari skala, atau jarak pada peta kita dapat gunakan rumus;
Tanda arah atau sering pula disebut mata angin, biasanya menyerupai panah yang ujungnya runcing menunjukkan arah utara.
4. Tata Warna.
Penggunaan warna pada peta bertujuan untuk memperjelas atau mempertegas objek-objek yang ingin ditampilkan.
5. Simbol Peta.
Merupakan tanda-tanda konvensional yang umum dipakai untuk mewakili keadaan yang sesungguhnya ke dalam peta. Simbol peta ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi dua, yaitu 1) Simbol fisiografis, seperti: relief, hidrologis, oseanologis, klimatologis, dan sebagainya. dan 2) Simbol kultur, seperti: jalur transportasi, batas wilayah, dan sebagainya.
6. Lettering.
Lettering ialah semua tulisan atau pun angka yang lebih mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada.
7. Legenda.
Merupakan usaha memperjelas keterangan dari simbol yang ada dalam peta. Biasanya terletak di bagian tepi peta.
h. Inset Peta
Merupakan upaya untuk memberikan tekanan terhadap sesuatu yang ada dalam peta. Inset peta bertujuan untuk:
- menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta, dan
- mempertajam atau memperjelas salah satu bagian peta.
Berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat. Biasanya hanya dibuat tanda di tepi atau pada garis tepi dengan menunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa membuat garis bujur atau lintangnya.
j. Garis Tepi
Biasanya dibuat rangkap. Garis ini dapat dijadikan pertolongan dalam membuat peta pulau, atau suatu wilayah agar tepat di tengah-tengahnya.
k. Tahun Pembuatan
Tahun pembuatan atau reproduksi berlainan dengan tahun keadaan peta. Misalnya, peta yang kita buat adalah tentang sebaran penduduk Indonesia tahun 2000, yang kita buat pada tahun 2006, maka dalam judul harus kita cantumkan “Peta Sebaran Penduduk Indonesia Tahun 2000”. Sedangkan, di luar garis kita tuliskan tahun reproduksinya, yaitu tahun 2006.
Jenis-jenis Peta
Menurut jenisnya, peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
a. Jenis Peta Berdasarkan Skalanya, terdiri dari;
- Peta teknik/kadaster, yaitu peta yang berskala 1 : 100 s.d. 1 : 5000.
- Peta berskala besar, 1 : 5.000 s.d. 1 : 250.000.
- Peta berskala medium, 1 : 250.000 s.d. 1 : 500.000.
- Peta berskala kecil, 1 : 500.000 s.d. 1.000.000.
b. Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek, terdiri dari;
- Peta dinamik, yaitu peta yang menggambarkan labil atau meningkat. Misalnya peta transmigrasi atau urbanisasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya.
- Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan keadaan stabil atau tetap. Misalnya, peta tanah, peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya.
c. Jenis Peta Topografi,
Yang dimaksud peta topografi adalah peta yang menggambarkan konfigurasi permukaan bumi. Peta ini dilengkapi dengan penggambaran, antara lain, perairan (hidrografi), kebudayaan, dan sebagainya.
d. Jenis Peta Statistik, terdiri dari;
- Peta statistik distribusi kualitatif, adalah peta yang menggambarkan kevariasian jenis data, tanpa memperhitungkan jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta budaya, peta agama, dan sebagainya.
- Peta statistik distribusi kuantitatif, adalah peta yang menggambarkan jumlah data, yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase atau pun frekuensi. Misalnya, peta penduduk, peta curah hujan, peta pendidikan, dan sebagainya.
e Jenis Peta Berdasarkan Fungsi atau Kepentingan
Berdasarkan fungsi atau kepentingannya, peta dapat dibedakan menjadi:
- peta geografi dan topografi;
- Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi;
- peta lalu lintas dan komunikasi;
- peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah, misalnya: peta bahasa, peta ras;
- peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan;
- peta cuaca dan iklim;
- peta ekonomi dan statistik.